My name is Khan
bercerita tentang sosok Rizwan Khan, seorang muslim India yang sejak lahir
menderita Sindrom Asperger (Asperger syndrome), sebuah gejala autisme dimana
para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan
sekitar.
Uniknya penderita
sindrom ini memiliki IQ yang relatif tinggi sehingga dianggap cerdas walau
terkadang minim emosi layaknya manusia normal. Bersama sang ibu yang janda
(Zarina Wahab), Rizwan tinggal bersama adiknya Zakir Khan (Jimmy Shergill) di
wilayah kumuh Borivali-Mumbai.
Pada usia 18
tahun, sang adik mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat. Tidak
berapa lama kemudian sang ibu meninggal dunia karena sesak nafas, sebelum menghembuskan
nafas terakhirnya, sebuah pesan diberikan untuk Rizwan, sang ibu berpesan
padanya untuk terus mengejar kebahagiaannya sendiri.
Zakir lalu
memboyong Rizwan untuk tinggal bersamanya di San Fransisco dan memberikan
pekerjaan sebagai sales obat kecantikan di perusahaannya. Istri Zakir, Haseena
(Sonya Jehan) seorang dosen psikologi adalah orang pertama yang merasakan
"keanehan" tingkah Rizwan.
Dari situ akhirnya
dideteksi kalau Rizwan menderita Sindrom Asperger. Lewat sejumlah terapi,
Rizwan akhirnya bisa hidup mandiri di San Fransisco yang keras sebelum akhirnya
jatuh cinta dengan Mandira (Kajol), janda beranak satu yang membuka salon
kecantikan di San Fransisco.
Bagi Rizwan, sosok
Mandira adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang selama ini dicarinya seperti
pesan sang ibu sebelum meninggal. Walaupun sempat ditentang oleh sang adik
karena perbedaan agama antara Rizwan yang muslim dengan Mandira yang Hindu,
namun pernikahan mereka berjalan harmonis.
Kehidupan keluarga
yang harmonis antara Rizwan, Mandira dan sang anak semata wayang mereka, Sameer
(Yuvaan Makaar) berubah total saat sejumlah teroris yang mengatasnamakan agama
dan suku menyerang menara kembar World Trade Center di New York pada September
2001.
Sebuah peristiwa
memilukan kemudian terjadi dalam keluarga kecil Rizwan dimana mereka harus
kehilangan Sameer yang dibunuh secara sadis oleh teman sekolahnya karena isu
rasial. Mandira yang terpukul lalu mengusir Rizwan. Mandira mengultimatum
Rizwan untuk tidak boleh kembali sebelum dia memberitahu Presiden Amerika
Serikat bahwa dirinya bernama Khan dan bukan teroris.
Rizwan yang putus
asa karena harus berpisah dengan orang yang dicintainya lalu memulai
petualangannya melintasi berbagai negara bagian Amerika Serikat demi bertemu
dengan calon Presiden Barrack Obama yang sedang berkampanye keliling Amerika.
Tekadnya hanya satu, memberitahu Presiden Amerika Serikat terpilih bahwa
namanya adalah Khan dan dia bukan teroris.
Kesimpulan dari film My name is Khan
Dalam suatu negara pasti mempunyai kebudayaan dan
kepercayaan yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi antar budaya dan agama
sangatlah penting diperhatikan dalam setiap kegiatan komunikasi dengan orang
lain. Seperti halnya dalam film My Name Is Khan. Seperti dalam ceritanya Shahrukh Khan sebagai Rizwan Khan adalah
seorang muslim dari India yang pindah ke Amerika, disini ia menemukan
kebudayaan yang berbeda dan kepercayaannya yang menjadi minoritas. Dengan
adanya tragedi Black September, kesenjangan antara budaya dan agama minoritas
semakin terasa. Mereka sebagai kaum minoritas yang memeluk agama muslim seakan
membawa kesan negatif bagi masyarakat
mayoritas di Amerika. Seperti yang telah dijelaskan dalam Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty
Management Theory, dalam poin konsep diri menjelaskan bahwa setiap orang harus
mampu meningkatkan harga diri mereka dalam berinteraksi dengan orang asing agar
dapat menegelola kecemasannya.
Untuk menyikapi kesenjangan tersebut hendaklah
kita menyadari bahwa pluralisme itu dirasa perlu dalam kehidupan di masyarakat.
Peristiwa yang dialami Khan ini tidak perlu terjadi apabila masyarakat memahami
bagaimana menyikapi kehidupan pluralisme, seperti hendaknya menerima dan
menghargai kekurangan diri sendiri agar dapat menghargai orang lain,
menghormati kehadiran dan peran orang lain sekecil apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar